Tari Gambyong

Tari Gambyong: Sejarah, Pola Lantai, Properti dan Keunikannya

Posted on

Tari Gambyong – Indonesia adalah salah satu bangsa yang kaya akan budaya. Dengan mengingat dari sabang sampai merauke terdapat beribu adat maupun etnis yang berbeda-beda dari yang lainnya. 

Setiap adat tentu memiliki segudang tradisi sehingga bisa memberikan warna tersendiri pada wajah Indonesia. Bahkan bisa juga mengangkat nama bangsa Indonesia di mata dunia. 

Salah satu kebudayaan yang dapat ditonjolkan yaitu seni tari. Setai daerah pasti mempunyai seni tari nya masing-masing. Salah satu tari tradisional yang populer di Jawa Tengah yaitu tari gambyong. 

Bahkan, tarian ini masih dilestarikan sampai sekarang dan sudah menjadi bagian dari seni masyarakat jawa yang cukup beragam. Selain itu, tarian ini bukan cuma terdiri dari satu koreografi saja, namun terdiri atas beberapa koreografi. 

Walaupun mempunyai banyak macam versi, tari gambyong mempunyai gerakan dasar yang sama, yakni gerakan tari tayub atau yang sering disebut dengan taledhek.

Dulu, tarian ini sering tampil di lingkungan keraton, namun saat ini tarian gambyong sering tampil pada acara adat, pergelaran kebudayaan, penyambutan tamu dan lain sebagainya. 

Pada awalnya gambyong merupakan tarian tunggal. Dengan berjalannya waktu, tarian ini bisa dilakukan oleh 3 hingga 5 orang penari.

Sejarah Tari Gambyong

Pada masa pemerintahan pakubuwana IV tahun 1788-1820 dan pakubuwana V 1820-1823, ada seorang penari yang bernama Sri Gambyong dengan menulis kitab yang menyebut adanya gambyong sebagai salah tarian taledhek. 

Makna dari taledhek berasal dari kata ngeledek yang berarti mengundang daya pikat maupun menggoda. Para penari tersebut akan menampilkan kemampuannya pada pembuka tayuban yang sering disebut jika sedang membawa gerakan tari gambyong. 

Dulunya, tari taledhek disorot sebagai salah satu pendiri jalan yang digemari banyak orang, bahkan tarian tersebut dikenal dengan nama gambyong. 

Kemudian, ada seorang penata tari pada masa pemerintahan pakubuwana IX tahun 1861-1893 yang bernama K.R.MT. 

Sehingga, banyak yang menganggap bahwa tarian rakyat ini pantas dipertunjukan dikalangan para bangsawan maupun penyanyi. Menurut Nyi Bei Mardusari, tarian ini akan diperhalus agar semakin populer. 

Pada tahun 1950, terjadinya perubahan penting. Dimana, ada seorang pelatih tari dari istana mangkunegaran membuat versi gambyong yang telah dibakukan dikenal sebagai gambyong pareanom. 

Pada tahun 1951, koreografi di pertunjukan pertama kali saat upacara pernikahan gusti nurul. Sehingga, tarian ini banyak disukai oleh masyarakat dengan memunculkan versi-versi lain yang dikembangkan untuk konsumsi masyarakat secara luas.

Pola Lantai Tari Gambyong

Pola lantai gerakan merupakan garis yang dilalui penari di atas lantai dan barisnya ada yang lurus dan juga lengkung. Kemudian, formasi penari beriringan dengan memberi kesan kebersamaan dan kekuatan. 

Gerakan tari gambyong terdiri atas 3 bagian, yakni gerakan maju beksan (awal), gerakan beksan (utama) dan gerakan mundur beksan (penutup). 

Biasanya, tarian ini dimulai saat alunan gending pangkur menjadi nyanyian awal untuk mengundang penari naik ke atas panggung. 

Pada pola lantai tarian ini menonjolkan gerakan tangan, tubuh, kaki dan kepala. Namun, gerakan dasarnya yaitu tangan dn kepala. 

Pada saat nari, pandangan penari sering melihat jari tangan dan pergerakan kaki bergerak harmonis dengan mengikuti musik pengiring. Hal itulah yang menjadi salah satu keunikan gerakannya. 

Bukan cuma itu saja, tarian ini juga mempunyai tempo lambat sehingga para penari menampilkan gerakan lemah gemulai dengan lenturan tubuh. 

Dimana, gerakan tersebut menggambarkan keindahan dan kelembutan seorang wanita. Selain itu, tarian ini biasanya dilakukan dalam tempo yang pelan dan sangat hati-hati. 

Kelembutan dari gerakan tarian ini adalah salah satu karakteristik dari tari Gambyong yang menarik untuk dipelajari dan dikembangkan. 

Walaupun, dulunya cuma bisa dipelajari oleh orang-orang yang berada di lingkungan kerajaan saja. Namun, sekarang cukup banyak masyarakat umum yang bisa mempelajari tarian ini bahkan dapat menjadikan sebagai salah satu media hiburan masyarakat.

Baca juga: Tari Gatotkaca

Properti Tari Gambyong

Properti tari gambyong terdiri dari atas desain kostum, tata rias, tata lampu dan tata pentas. Pada pakaian para penarinya menggunakan warna kalem yang disesuaikan dengan isi cerita yang dibawakan. 

Misalnya seperti tari gambyong Jangkung Kuning yang menceritakan tentang timun mas, maka kostum penari bernuansa kuning dan hijau. Kedua warna tersebut adalah simbol kemakmuran dan kesuburan. 

Selain itu, tari gambyong jangkung kuning menggunakan tata rias garis wajah penari yang lebih tegas dan cantik. Tata rias penari tersebut berwarna kuning yang menggunakan warna di kelopak mata dan menggunakan warna perpaduan coklat dan hitam. 

Kemudian, properti yang digunakan tari gambyong Retno Kusumo merupakan sampur. Alat tersebut adalah kain panjang yang diikatkan di bagian perut penari.

Keunikan Tari Gambyong

Meskipun tari gambyong adalah tari tradisional, tarian ini tentu mempunyai keunikannya tersendiri. Karena, setiap penari wajib menggunakan pakaian yang berwarna hijau dan kuning. 

Warna tersebut dipilih sebagai simbol kesuburan dan kemakmuran. Bahkan, sebelum tarian ini dimulai gending pangkur selalu dibuka. Berikut keunikan yang dimiliki tari gambyong, yaitu:

1. Gerakan yang Luwes

Gerakan penari yang luwes atau gemulai ini menggambarkan tentang kelembutan wanita Jawa Tengah. Dimana, tangan penari menggerakkan kain selendang kekanan dan kekiri dengan mata yang mengikuti gerakan tangannya.

2. Bentuk Penyajian

Tarian ini terus mengalami perkembangan dan inovasi dalam koreografi dan teknik geraknya. Bahkan, tran ini sekarang sudah menampilkan tari yang lebih modern sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga kreasi-kreasi pada tarian telah lahir. Hal tersebutlah yang membuat tari gambyong banyak disukai oleh masyarakat.

3. Kostum

Penari tarian ini sering menggunakan kain jarik sebagai salah satu pakaian adat khas Jawa Tengah. Kain jarik tersebut berguna untuk menutupi bagian dada penari. 

Selain kain jarik, kostum penari ini juga dilengkapi dengan sabuk, gelang, selendang dan kalung.

4. Sebagai Sarana Upacara

Pada awalnya, tarian ini berguna untuk sarana upacara sebagai bentuk rasa syukur para petani kepada Dewi Sri yang sudah memberikan panen yang sangat melimpah. 

Dengan berjalannya waktu saat ini, tari gambyong sering digunakan dalam upacara adat, penyambutan tamu, sarana hiburan yang bisa dinikmati masyarakat dan lain sebagainya.

5. Iringan Musik Gamelan

Musik yang mengiringi tarian ini terdiri dari gong, gambang, kenong dan kendang. Akan tetapi, kendang adalah gamelan inti, sebab selama pementasan suara kendang yang memandu para penari untuk menentukan gerakan tariannya. 

Kemudian para penari tersebut juga mengikuti tembang yang mengalun dengan menggunakan bahasa Jawa.

Gimana? Sudah tahu kan apa saja yang berkaitan dengan tari gambyong? Nah, dengan begitu Anda bisa terus mempelajari dan mengembangkan tarian yang ada di Indonesia. Hal ini dilakukan agar tarian tersebut tidak akan punah cuma karena tidak pernah dikembangkan lagi. Terimakasih atas kunjungan Anda.

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments