Tari Jaranan

Sejarah Tari Jaranan Beserta Properti & Pola Lantainya

Posted on

Tari Jaranan – Sebagai sebuah negara kepulauan, tentu saja indonesia mempunyai berbagai macam kesenian maupun makanan khas yang berbeda-beda. 

Dengan banyaknya kesenian, kita harus bangga dan melestarikannya. Salah satu kesenian yang sangat populer dengan tariannya, yaitu tari jaranan. 

Sudah tahukah Anda apa itu tari jaranan? 

Tari jaranan merupakan salah satu tari tradisional yang berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur yang sudah berumur ratusan tahun. Meskipun tarian ini sudah berumur panjang, namun ada beberapa daerah yang masih melestarikan kesenian ini. 

Biasanya, kesenian ini di tampilkan penari dengan menaiki kuda tiruan yang terbuat dari anyaman bambu atau di sebut dengan kuda lumping. 

Walaupun properti kuda tiruannya yang digunakan serupa dengan tari kuda lumping Yogyakarta. Namun jangan khawatir, pasti setiap kesenian daerah memiliki perbedaan dan ciri khasnya masing-masing.

Sejarah Tari Jaranan

Pada tahun 1041 sejak abad ke 10 Hijriah, keberadaan tari jaranan sudah ditemukan bersamaan dengan masa kejayaan Kerajaan Kahuripan yang terbagi menjadi dua bagian yakni, Barat dan Timur. 

Pada bagian barat Ibukota Dhahapura yang terdiri dari wilayah ponorogo, madiun dan kediri yang ditempatkan di Kerajaan Panjalu. 

Sedangkan, pada bagian timur Ibukota Kahuripan yang yang terdiri dari Lamongan, Surabaya, Pasuruan, Lumajang dan Malang yang ditempati oleh Kerajaan Jenggala. 

Terbentuknya tarian ini diambil dari salah satu cerita masyarakat yang menceritakan tentang pernikahan antara Klono Sewandono dan Dewi Songgo Langit. 

Kemudian, para penari yang memakai properti kuda saat menampilkan tariannya, disebut juga gambaran dari rombongan prajurit berkuda yang diiringi dengan pasangan pengantin dari Kediri ke Wanker maupun Ponorogo. 

Pada awalnya, di daerah Kediri terdapat seorang wanita cantik jelita bernama Dewi Songgo Langit, putri dari Raja Airlangga. 

Saat itu, cukup banyak pria yang berusaha melamarnya sampai sang raja mengadakan sayembara. Hampir semua para pria yang melamar Dewi Songgo Langit mempunyai kesaktian dan kekuatan yang sangat tinggi. 

Akan tetapi, sebenarnya sang Dewi cuma ingin bertapa saja dan nggak ingin menikah. Dengan mengetahui hal tersebut, sang raja memaksa putrinya tersebut untuk menikah. 

Sehingga, pada akhirnya sang Dewi pun mau menikah, tapi dengan syarat siapa yang ingin melamarnya harus bisa membuat kesenian yang belum ada di Pulau Jawa, maka pria yang bisa membuat kesenian tersebut yang akan menjadi suaminya. 

Semua yang ingin melamar putri dari Raja Airlangga ini berasal dari berbagai daerah. 

Mulai dari Blitar ada Toh Bagus yaitu utusan Singo Barong, Wanker ada Klono Sewandono, Pesisir Kidul ada Kalawarta yaitu seorang adipati dan Blitar lagi ada empat prajurit. 

Kemudian, mereka semua mengikuti sayembara yang diadakan Dewi Songgo Langit yang bertempat di Kediri. 

Pada akhirnya, sayembara tersebut dimenangkan oleh Klono Sewandono dari Wanker yang mengalahkan Singo Ludoyo utusan Singo Barong. Dengan kekalahannya, Singa Ludoyo meminta permohonan supaya nggak dibunuh oleh Klono Sewandono dan disetujuinya. 

Tapi, Klono Sewandono meminta syarat supaya Singo Barong ikut mengiringi acara pernikahannya dengan Dewi Sangga Langit. Iringan pernikahan tersebut diikuti oleh kuda-kuda dengan alunan musik terompet dari bambu dan kenong dan besi.

Baca juga: Tari Ronggeng

Busana Tari Jaranan

Sama seperti kesenian tari pada umumnya yang mempunyai keunikan busana dan hiasan nya masing-masing. Pada rias wajah tarian ini bisa dibilang menyeramkan sebab disesuaikan dengan karakter yang ingin dimainkan. 

Kemudian, Ada beberapa gambaran yang hampir mirip dengan tari wayang pada wajah para pemainnya. 

Untuk busana yang sering mereka gunakan pun sama seperti busana raksasa yang tampak gagah dengan dibalut kain tradisional. Selain itu, dilengkapi juga dengan hiasan kepala dan selendang.

Fungsi Tari Jaranan

Tarian ini memiliki fungsi yang cukup beragam, misalnya seperti untuk pertunjukan ungkapan pribadi, estetika, upacara adat dan ritual adat. 

Sarana ritual, biasanya terlihat secara langsung saat penampilannya, seperti upacara memperingati kehidupan, pernikahan, kelahiran, khitanan upacara bersih desa dan lain sebagainya. 

Kesenian ini sudah berkembang di setiap daerah dan tetap dilestarikan. Hal disebabkan karena kehadirannya simbol dari pemersatu pelaku seni dan penikmatnya yang disebut guyub maupun rukun. 

Untuk upacara bersih desa artinya kegiatan yang dilakukan supaya tarian ini selalu berkembang dengan baik. Makna dari kesenian ini merupakan simbol energi positif dari suatu desa  yang bertujuan untuk menjaga dari segala marabahaya.

Baca juga: Jenis Alat Musik Tradisional

 Pola Lantai Tari jaranan

Pada umumnya, setiap kesenian tentu memiliki pola lantai dengan berbagai jenis, nah sama juga dengan tari jaranan. Berikut ini beberapa jenis yang terdapat di dalamnya, yaitu:

1. Prapatan

Prapatan adalah pola lantai yang berpindah-pindah tempat yang menggambarkan tentang kehidupan manusia yang selalu bergerak. Maksud dari gerak tersebut yaitu manusia satu dengan lainnya harus saling menolong dalam hal apapun. 

2. Lanjaran

Posisi penari berdiri di satu garis lurus yang menceritakan tentang kesatuan disebut juga dengan lanjaran. Dimana, pola lantai ini memiliki makna, bahwa kehidupan manusia harus menyatu. 

3. Panjer Papat

Pada properti ini, posisi penari berdiri di empat sudut. Dimana, empat sudut tersebut menceritakan tentang pusat kehidupan yang maknanya harus selalu ingat kepada sang pencipta.

4. Puteran

Para penari yang akan memutar arah kiblat. Maksudnya, di kehidupan manusia harus saling mengimbangi atau meng-sama ratakan tentang hal apapun.

Properti Tari Jaranan

Properti yang biasa digunakan untuk menampilkan tari jaranan terbagi menjadi dua, yakni iringan musik dan properti apa yang digunakan oleh para penari. Berikut ini propertinya, yaitu:

 1. Alat Musik 

Tarian ini juga dilengkapi dengan alat musik, seperti:

  • Kencer yang berbentuk seperti penutup gelas.
  • Kempul terompet.

2. Properti Penari

Properti yang digunakan para penari, antara lain yaitu:

  • Gelang tangan.
  • Gelang kaki.
  • Busana dan tata rias penari.
  • Parang atau golok.
  • penutup kepala.
  • kacamata hitam
  • Apok terbuat dari kain yang ditambahkan dengan manik-manik. Biasanya, aksesoris ini berada di pundak yang menjuntai ke dada.
  • Sesumping berwarna emas yang sering digunakan pada telinga penari.
  • Cambuk atau pecut yang biasa digunakan pawang untuk menandai dimulainya pertunjukan tarian ini.
  • Kuda lumping yang akan akan menjadi properti utama dalam pertunjukan tari jaranan yang dibuat dari anyaman bambu.

Untuk meneruskan tari tradisional yang ada di indonesia, maka sebaiknya kita tetap melestarikan peninggalan dari leluhur tersebut. Hal ini dilakukan supaya kita nggak kehilangan identitas maupun asal usul sebagai bangsa Indonesia. Nah, Anda bisa mempelajari jenis-jenis tari tradisional, salah satunya tari jaranan yang sudah dijelaskan di atas. 

Walaupun tarian ini di anggap mistis, Tapi tari yang berasal dari Jawa Timur ini mempunyai sejarah yang panjang dan makna yang mendalam. Jadi, nggak heran kalau masih banyak masyarakat yang menggemarinya. Terima kasih atas kunjungan Anda.

Penulis: https://tengahviral.com/

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments