Tari Golek Menak

Tari Golek Menak: Sejarah, Fungsi, Properti dan Keunikannya

Posted on

Tari Golek Menak – Yogyakarta adalah salah satu kota di Indonesia yang kaya akan kebudayaan dan kesenian yang berbagai macam.

Bukan cuma terkenal dengan berbagai pariwisata alam atau kota saja, namun Yogyakarta juga terkenal dengan kesenian adat turun temurunnya seperti tari golek menak yang sangat menarik perhatian. 

Selain itu, tari menak mengacu pada wayang kulit yang bermakna penyebaran agama islam di seluruh wilayah timur tengah dan disebarluaskan secara halus.

Sejarah Tari Golek Menak

Pada tahun 1940-1988 tri golek menak diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Dalam tariannya mempunyai sejarah yang mengisahkan tentang serat menak. 

Pada tahun 19942, ide tersebut muncul saat sultan menonton pertunjukan wayang golek yang ditampilkan oleh seorang dalang. 

Tentu saja berbeda dengan drama tari lain yang menceritakan kisah mahabarata maupun ramayana, namun tarian ini lebih mendorong ke cerita serat menak. 

Dimana, kisah ini muncul dari hikayat Amir Hamzah yang dibawa pedagang melayu, lalu disebarluaskan ke wilayah nusantara. Pada akhirnya cerita tersebut diadaptasi penokohan dengan nama jawa. 

Namun, secara garis besar serat menak menggambarkan tentang munculnya agama Islam dengan melalui tokoh-tokoh besar seperti Wong Agung Jayanegara atau Amir Ambyah yang berasal dari mekkah.

Penyempurnaan Tari Golek Menak

Pada tahun 1988, sultan Hamengku buwono IX kembali menginisiasi sebuah pementasan yang mengkombinasikan enam lembaga tari di Yogyakarta. 

Enam lembaga tersebut, yakni Institut seni Indonesia, pusat latihan tari bagong kussudiardjo, mardawa budaya, siswo among beksa, surya kencana dan sekolah menengah karawitan Indonesia. 

Kemudian, lembaga tersebut bekerja keras agar bisa menyempurnakan tarian ini. 

Hasil pengembangan tarian ini yang sudah dikembangkan oleh keenam tim tersebut ditampilkan pertama yang diberikan kepada siswa Among Beksa pada 2 Juli 1988 pimpinan RM Dinusatomo yang diawali dengan pagelaran fragmen lakon kelaswara. 

Berikut ini 12 karakter yang ditampilkan, yaitu: 

  • Tipe gagah bapang  atau tokoh umarmaya.
  • Tipe gagah bapang atau umarmadi dan bestak.
  • Tipe raseksa jamum.
  • Tipe alus impur atau tokoh maktal, ruslan dan jayakusuma.
  • Tipe alus impur atau tokoh jayengrana.
  • Tipe alur kalang atau kinantang perganji.
  • Tipe gagah kalang kinantang atau ewusnendar, tamtanus, kelangjajali, nursewan dan gajah biher.
  • Tipe gagah kambeng atau lamdahur,  tipe Puteri atau adaninggar seorang putri Cina.
  • Tipe puteri impor atau sudarawerti dan sirtupelaeli.
  • Tipe puteri kinantang atau ambarsirat, asik wulan manik lungit dan kelas wara.
  •  Tipe raseksi atau mardawa dan mardawi.

Oleh karena itu, prinsip pementasan tari golek menak belum memiliki bentuk yang baku dan masih terbuka untuk terus dikembangkan. Bisa dibilang bahwa golek menak masih terus mengalami penyempurnaan maupun penyesuaian. 

Meskipun begitu, penokohan, busana, sampai konsep pementasan sekarang pun nggak jauh beda dengan pementasan tahun 1980. 

Pakaian yang digunakan dalam tarian ini harus disesuaikan dengan penokohan wayang golek yang mempunyai busana tertutup dan berlengan panjang. Namun, ada beberapa penokohan yang mempunyai akses busana yang cukup kental. 

Misalnya seperti Dewi Adaninggar yang berasal dari negeri Tartar Pura (Mongol) menggunakan pakaian dengan citra putri Cina. Untuk riasan tokohnya dibuat serupa dengan penokohan wayang golek. 

Biasanya, iringan musik tarinya menggunakan seperangkat gamelan, namun ditambahkan juga dengan irama gendang sunda. Lalu, untuk dialognya menggunakan bahasa bagongan.

Para penonton pertunjukan drama tari golek menak ini seakan memastikan semangat Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam merayakan kemerdekaan Indonesia. Dimana, kemerdekaan tersebut mempunyai berbagai macam budaya. 

Ia sengaja mendorong penciptaan genre baru dengan memasukkan unsur gerak dan irama dari nusantara yang lain. 

Hal ini dikarenakan, kesenian Yogyakarta atau budaya nusantara lainnya sudah mempunyai awal baru dalam masa kekuasaan, kemudian bergabung menjadi satu di bawah payung Indonesia.

Tata Rias dan Pakaian Tari Golek Menak

Setiap kesenian tari tentu memiliki pendukung tata rias dan pakaian yang tepat. Nah sama juga seperti tari golek menak. Pakaian yang digunakan untuk menari dinamakan pakaian golek menak kayu

Semua penari akan menggunakan baju lengan panjang mau itu laki-laki atau perempuan. 

Untuk desain kostum yang digunakan terlihat sama seperti wayang orang. Pada bagian celana atau sering disebut dengan cindhe, cincingan, keampuhan, selendang, kain panjang bergaya rampekan dan seredan sesuai dengan tokoh yang dibawakan.

Semua pakaian tersebut dilengkapi dengan berbagai aksesoris seperti hiasan kepala dengan bulu  lancur, gelang, kalung susun tiga dan lain sebagainya. 

Biasanya, hiasan yang sering digunakan pastinya mempunyai bentuk yang serupa dengan tokoh wayang goleknya tersebut. 

Hal ini semua dilakukan untuk mendukung supaya mereka semakin menyatu dengan perannya masing-masing. Sehingga bisa mewujudkan kepekaan terhadap masing-masing tokoh yang sedang diperankan.

Baca juga: Sejarah Tari Gong

Properti Tari

Biasanya, para penari menggunakan perlengkapan seperti sumping, mahkota, gelang, kalung dan keris yang disisipkan di bagian depan penari. 

Sementara itu, tarian ini dapat dikategorikan sebagai tari tunggal, kelompok dan berpasangan.

Bahkan, nggak ada batasan jumlah orang untuk menampilkan di sebuah pementasan. Namun, biasanya disesuaikan dengan acara tersebut. 

Umumnya, orang yang menampilkan tarian ini maksimal bisa 8 sampai 10 orang. Dengan berkembangnya waktu, properti yang digunakan untuk tari golek menak di zaman dulu dan sekarang cukup sedikit perubahannya. 

Perubahannya, cuma menambahkan sedikit pernak- pernik seperti aksesoris yang diletakkan di pakaian wanita atau cuma sekedar hiasan saja.

Fungsi Tari Golek Menak

Setiap tarian pasti mempunyai fungsinya masing-masing. Nah, begitu juga dengan tari golek menak yang memiliki fungsi sebagai berikut.

  • Sering ditampilkan sebagai sarana upacara.
  • Sebagai sarana hiburan.
  • Sebagai sarana pertunjukan.
  • Sebagai sarana media pendidikan 

Keunikannya

Ada beberapa hal yang membedakan tarian golek menak dengan tarian lainya, salah satunya yaitu segi gerakan. Dimana, tarian ini nggak luwes atau nggak serumit tarian jaipong yang molek tangannya. 

Gerakan tarian ini lebih cenderung mengikuti gerakan boneka kayu yang terlihat dalam pertunjukan wayang golek menak. 

Hanya saja, tarian ini berpedoman pada tarian Jawa gaya Yogyakarta yang sudah dimodifikasi dengan titik berat pangkal gerak pada lambung dan gerak kaki yang diringankan. 

Selain itu, terdapat unsur pencak silat yang ada di dalam pertunjukan tari tersebut.Kisah di dalamnya bukan tokoh pewayangan yang biasa, namun percintaan segitiga antara seorang raja agung kerajaan koparman dengan prabu jayengrana. 

Kemudian, terdapat juga putri kerajaan kelan dan adaninggar dan ada juga seorang putri lagi yang berasal dari negara tripura Cina. 

Demikian lah ulasan tentang tari golek menak yang berasal dari Yogyakarta. Sebaiknya, Anda harus mengetahui kursus atau lembaga menari yang mengajarkan tarian ini supaya terus berkembang di kalangan generasi saat ini. Terima kasih atas kunjungan Anda.

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments